Konflik Organisasi
Jenis –jenis konflik
1.Dalam diri sendiri
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak hanya dalam kelompok konflik juga dapat terjadi pada diri sendiri (individu). Konflik yang terjadi pada diri sendiri sering kita sebut dengan konflik batin. Biasanya konflik batin terjadi karena pengingkaran janji yang telah di buat oleh diri orang yang bersangkutan, dan juga karena memutuskan sesuatu dalam dua kondisi (pendapat).
Kita pasti pernah dihadapkan pada kondisi seperti ini. Salah satu contoh misalnya saat liburan anda merencanakan untuk berlibur ke bali bersama teman-taman anda, kemudian anda menabung untuk dapat mewujudkan rencana yang telah ana buat bersama teman-teman anda. Namun, seminggu sebelum anda berangkat, adik anda dirawat di rumah sakit karena demam berdarah, orang tua anda membutuhkan biaya untuk rumah sakit dan obat-obatan adik anda. Kemudian , orang tua anda meminjam uang tabungan anda untuk membayar biaya tersebut dan meminta anda untuk membantu menjaga adik anda selama di rawat di rumah sakit.
Dalam keadaan seperti ini anda pasti akan mengalami konflik batin pada diri anda. Seandainya anda meminjamkan uang tersebut dan membantu untuk menjaga adik anda, rencana liburan bersama teman-teman yang sudah anda tunggu-tunggu akan batal. Tetapi, anda juga tidak mungkin membiarkan orang tua anda mengalami kesulitan karena tidak ada yang dapat membantu mereka padahal anada bisa saja membantu mereka. Anda pasti akan merasa bingung bagaimana menyelesaikannya. Di saat itulah diri anda mengalami konflik pada batin anda / diri anda sendiri.
Menurut pendapat saya solusi dalam konflik tersebut adalah memikirkan kembali mana yang lebih penting dari kedua hal penting tersebut. Adik anda tidak akan bisa menunggu anda pulang dari liburan dan menabung lagi untuk biaya pengobatannya. Tetapi , anda dapat menunda liburan anda dan menabung kembali untuk anda berlibur bersama teman-teman anda. Teman-teman anda pun akan mengerti jika anda menjelaskan penyebab penundaan liburan anda dan teman-teman anda.
2.konflik dalam menjabat 2/lebih berfungsi yang saling bertentangan
Individu-individu dalam organisasi mempunyai banyak tekanan pengoperasian organisasional yang menyebabkan konflik. Secara lebih konseptual litteral mengemukakan empat penyebab konflik organisasional, yaitu :
ª Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai
ª Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai
ª Suatu masalah yang tidak tepatan status
ª Perbedaan presepsi
Didalam organisasi terdapat empat bidang structural, dan dibidang itulah konflik sering terjadi, yaitu :
Konflik hirarkis adalah konflik antar berbagai tingkatan organisasi
Konflik fungsionala adalah konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi
Konflik lini-staf adalah konflik antara lini dan staf
Konflik formal informal adalah konflik antara organisasi formal dan organisasi informal.
Secara tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu :
· Konflik dapat di hindarkan
· Konflik diakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona
· Bentuk-bentuk wewenang legalistic
· Korban diterima sebagai hal yang tak dapat dielakkan
Apabila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, sehingga konflik tak terelakkan. Dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai tindakan tetapi harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
· Menggunakan kekuasaan
· Konfrontasi
· Kompromi
· Menghaluskan situasi
· Mengundurkan diri
Bila dilihat sekilas sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal. Karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar.
ª Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai
ª Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai
ª Suatu masalah yang tidak tepatan status
ª Perbedaan presepsi
Didalam organisasi terdapat empat bidang structural, dan dibidang itulah konflik sering terjadi, yaitu :
Konflik hirarkis adalah konflik antar berbagai tingkatan organisasi
Konflik fungsionala adalah konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi
Konflik lini-staf adalah konflik antara lini dan staf
Konflik formal informal adalah konflik antara organisasi formal dan organisasi informal.
Secara tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu :
· Konflik dapat di hindarkan
· Konflik diakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona
· Bentuk-bentuk wewenang legalistic
· Korban diterima sebagai hal yang tak dapat dielakkan
Apabila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, sehingga konflik tak terelakkan. Dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai tindakan tetapi harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
· Menggunakan kekuasaan
· Konfrontasi
· Kompromi
· Menghaluskan situasi
· Mengundurkan diri
Bila dilihat sekilas sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal. Karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar.
3.Konflik seseorang memenuhi beberapa harapan
Suatu masalah ketidaktepatan status.
4.Konflik informasi yang bertentangan
imbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak di menemui sasarannya. Suatu pemahaman akan konsep dan dinamika konflik telah menjadi bagian vital dalam studi perilaku organisasional, oleh Karena itu perlu untuk dipahami dengan baik.Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi atau dapat dikatakan juga bahwa konflik adalah segala macam interkasi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak yang terkait.
Adapun mengenai jenis-jenis knflik, ada beberapa orang yang mengelompokkan konflik menjadi sebagai berikut :
1. Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang ( person role conflict)
2. Konflik antar peranan (inter-role conflict) yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
3. konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict)
4. konflik yang timbul karena informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict)
bila dilihat sekilas memang sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, vtetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal, karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat terselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta kedudukannya pada proposisi wajar.
I.KONFLIK DALAM DIRI INDIVIDU
Konflik ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang individu (perbedaan pendidikan, keahlian, keterampilan, pengalaman kerja, dan nilai hidup), kemudian karena perbedaan latar belakang sosial (perbedaan budaya, agama, dan sebagainya), serta perbedaan ciri-ciri pribadi (lemah lembut, kasar, tegas, plin-plan, agresif, dan sebagainya).
Di kategori ini, di samping konflik yang bersumber dari latar belakang dan ciri kepribadian individu, terdapat juga sumber-sumber lain seperti kekurangan informasi (information deficiency), persaingan dalam perebutan pengaruh, persaingan dalam memperoleh jabatan, pertentangan kepentingan pribadi (misalnya perebutan mobil dinas), konflik antar peranan (seperti antara manajer dan bawahan), melewati batas-batas territorial (letak barang seperti meja yang lewat batas, atau mobil salah parker), gaya kepemimpinan (misalnya pemimpin yang kasar yang menyakiti hati banyak orang yang dipimpinnya.
II.KONFLIK ANTAR INDIVIDU
Dalam organisasi, terdapat beberapa factor yang menyebabkan konflik. Mari membahas satu demi satu.
1. Perbedaan dalam tujuan dan prioritas. Setiap sub unit dalam organisasi memiliki tujuan dan prioritas khusus. Misalnya, dalam hubungan kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki pembayaran harus tunai agar posisi kekuangan perusahaan tetap stabil.
2. Saling ketergantungan tugas (task interdependence). Ada yang disebut ketergantungan berurutan (sequential interdependence), dimana output dari suatu unit merupakan input dari unit lain. Misalnya, untuk merespon suatu surat permohonan, kepala bagian masih harus menunggu disposisi dari atasannya. Ada juga yang disebut ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), seperti hubungan antara dokter, rumah sakit dan laboratorium.
3. Konflik yang disebabkan oleh pembagian sumber daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing karena untuk mendapatkan sumber daya yang lebih (personil, dana, material, peralatan, ruangan, fasilitas computer dan lainnya).
4. Deskripsi tugas yang tidak jelas. Ini pun akan mengakibatkan konflik. Kekaburan karena tidak ada guide lines dan policies yang jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
5. Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya terjadi karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over value ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa dilecehkan.
6. Perbedaan sistim imbalan dan intensif yang diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
7. Faktor birokratik (lini-staf), dimana pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik. Kedelapan, karena sistem komunikasi dan informasi yang terganggu. Kadang, terjadi misunderstanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
III KONFLIK ANTAR INDIVIDU DAN KELOMPOK
Konflik di sini biasanya dipicu oleh beberapa hal, seperti : anggota kelompok yang tidak dapat memenuhi harapan dan standar kerja, individu yang melanggar norma yang disepakati, serta individu yang melecehkan atau mempermalukan kelompok. Ray Pneuman (dalam Stevanin, 2000 : 134) mengidentifikasi sumber-sumber konflik antara individu dan kelompok di dalam organisasi. Menurutnya, konflik dapat berlaku jika ada perbedaan nilai dan keyakinan dari anggota organisasi, tidak jelasnya struktur organisasi, tidak cermatnya peran dan tanggung jawab pimpinan, berkembangnya struktur organisasi ke arah yang lebih besar dan luas, tidak berpadunya gaya kepemimpinan yang dipraktekkan oleh manajer dengan para karyawan, pimpinan baru yang terlalu cepat diangkat, komunikasi yang kurang lancar, pertentangan yang tidak terantisipasi oleh pimpinan, para karyawan yang tidak mau menunjang dan berpartisipasi atau pimpinan baru yang masih mengikuti pola lama dari pimpinan yang digantikannya yang tidak disukai karyawan.
IV KONFLIK ANTAR INDIVIDU DAN ORGANISASI YANG SAMA
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik
adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian
antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang
terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber
pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa
istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena
konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu
berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena
dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu
yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun
mudah menjurus keaarah konflik, terutuma bila ada persaingan yang
menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati.
Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja
tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa
saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus
dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang
ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat
positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.
Jenis-jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu
dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflikseseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat
hal-hal sebagai berikut:
1. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
2. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
3. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan
dan
tujuan.
4. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuantujuan
yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya
acapkali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan
yang
tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1. Konflik pendekatan-pendekat an, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
dua
pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran- penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karenapertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan
kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan
kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh
kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas
kelompok dimana ia berada.
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan
tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisas i. Konflik
antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam
bidang konflik antar kelompok.
Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara
lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut
dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan
servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih
efisien.
V KONFLIK ANTAR ORGANISASI
Pada waktu SMA saya pernah mengikuti suatu organisasi Pramuka, dimana pada waktu itu organisasi pramuka sangat berkembang di SMA saya, akan tetapi setiap untuk menuju suatu kesuksesan selalu ada penghambat nya yaitu seperti konflik dengan suatu organisasi juga dalam suatu ruang lingkup sekolah yaitu dengan organisasi PMR, yang selalu bertentangan dengan pramuka, memang saya liat minat peserta PMR dibandingkan Pramuka agak sedikit kurang, maka dari situ dapat dilihat bahwa ada suatu ketidak senangan antara pramuka dengan PMR tersebut, seharusnya di dalam suatu ruang lingkup sekolah harus ada suatu kerjasama antar organisasi bukan seperti konflik seperti ini, seperti ada nya suatu kesenjangan social, atau seperti ada nya kecemburuan antar organisasi Pramuka dan PMR, disaat ada nya kegiatan Pramuka seperti kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan (PTA), yaitu suatu kegiatan untuk menyambut nya siswa baru tersebut dan memperkenalkan nya kepada siswa baru tersebut.
Setiap ada acara selalu PMR mencuri waktu kapan acara pramuka itu akan dilaksanakan padahal kami dari pramuka sudah merencanakan nya secara Musyawarah, akan tetapi PMR selalu mencuri waktu, dan didepan siswa baru tersebut organisasi pramuka di sekolah saya selalu di buruk – burukan, akan tetapi PMR selalu mendapatkan hasil yang tidak memuaskan, padahal mereka telah mencuri waktu kami.
Sampai sekarang konflik tersebut belum dapat diselesaikan padahal kami sudah beberapa kali berusaha untuk menyelesaikan konflik tersebut
SUMBER-SUMBER KONFLIK
1.Kebutuhan untuk memberi sumber daya yang terbatas
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
2.Perbedaan dalam berbagai tujuan Perbedaan dalam berbagai tujuan memang sering kali muncul, karena tiap diri /individu memiliki pemikiran yang berbeda namun apabila dapat di saukan mungkkin hasilnya kan lebih sempurna.
3.Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja
Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri namun buruknya sifat manusia adalah terbiasa untuk ketergantungan dengan orang lain itulah konflik yang sebenarnya harus dihindari karena apabila terus seperti itu maka manusia itu sendiri tidak akan pernah mandiri.
4.Perbedaan nilai-nilai atau persepsi
Perbedaan nilai-nilai atau persepsi tidak jauh dari perbedaan dalam mencapai tujuan .intinya sama. Sama –sama tidak memiliki pendapat yang sama .yang akhirnya menimbulkan masalah antar individu.
5.Kemenduaan organisasional.
Inti dari kemenduan organisasi timbul karena adanya rasa tidak nyaman , yang kembali lagi intinya pada perbedaan nilai-nilai persepsi serta perbedaan tujuan itu sendiri.
6. Gaya-gaya individual.
Ada berbagai jenis gaya individual yakni :
a)sempurna dalam segala hal
b)gampang terpengaruh /labil
c)terlalu cepat mengambil keputusan
d)tidak mudah putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar