NAMA : FENY MAULINA
KELAS : 3KAO3
NPM : 11109313
RESENSI BUKU
Judul : Ayat-Ayat Cinta
Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
Tebal Buku
: 411 halaman
Tahun
Terbit : 2004
Biogrfafi Penulis
Habiburrahman El Shirazy
(lahir di Semarang, Jawa Tengah,
30 September
1976; umur 35 tahun)
adalah Novelis No. 1 Indonesia (dinobatkan oleh INSANI UNIVERSITAS DIPONEGORO
(UNDIP) Semarang). Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal
sebagai sutradara, dai, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya
di Indonesia,
tapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan Australia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa
dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Di antara karya-karyanya yang
telah beredar di pasaran adalah Ayat-Ayat
Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah
disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta
Berbuah Surga (2005), Pudarnya
Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember,
2007) Dalam Mihrab Cinta
(2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang
merampungkan Langit Makkah
Berwarna Merah, Bidadari
Bermata Bening, dan Bulan Madu di
Yerussalem.
Memulai pendidikan menengahnya di
MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al
Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul
Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta
untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada
tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin,
Jurusan Hadist
Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai
pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma
(Pg.D) S2 di The Institute
for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
SINOPSIS
“Mencintai-Nya
Menuntunku Pada Cintamu”
Fahri bin
Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al
Ahzar. Berteman dengan panas dan debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam
target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku
agama. Belajar di Mesir, membuat Fahri dapat mengenal Maria, Nurul, Noura, dan
Aisha.
Maria
Grigis adalah tetangga satu flat Fahri, yang beragama Kristen Koptik tapi
mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi
cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Sementara
Nurul adalah anak seorang kyai terkenal, yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar.
Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang
hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun
pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.
Sedangkan
Noura adalah tetangga Fahri, yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri
berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Hanya empati saja. Tidak
lebih! Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar
ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.
Dan yang
terakhir adalah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian
di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh
cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Lantas,
siapakah yang nantinya akan dipilih Fahri? Siapakan yang akan dipersunting oleh
Fahri? Siapakah yang dapat mencintai Fahri dengan tulus? Mari kita cari
jawabannya dari sinopsis “Ayat-Ayat Cinta” berikut.
Fahri
sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di
Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi (belajar secara face to
face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman, seorang syaikh yang cukup
tersohor di Mesir.
Dengan
menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di Masjid Abu Bakar
As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha. Aisha yang saat itu
dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena memberikan tempat duduknya
pada seorang nenek berkewarganegaraan Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan
tulus Fahri memberikan kesan yang berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan.
Dan ternyata Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga
tengah menuntut ilmu di mesir.
Di Mesir
Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal drai
Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Mereka tinggal di
sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar
menjadi temapt tinggal Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lanai atas
ditemapati oleh keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka.
Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua oranga nak mereka,
taitu Maria dan Yousef.
Walau
keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara keluarga Fahri dan Tuan
Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Terlebih Fahri dan Maria berteman
begitu akarab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik yang aneh. Bagaimana
tidak, Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan surat Maryam.
Selain
bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain
berkulit hitam yang perrangainya berbanding seratusdelapan puluh derajat dengan
keluarga Boutros. Kepala keluarga ini bernama Bahadur. Istrinya bernama madame
Syaima dan anak-anaknya bernama Mona, Suzanna, dan Noura.
Bahadur,
madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa noura karena rupa serta warna
rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura berkulit putih dan berambut
pirang. Ya, nasib Noura memang malang.
Suatu
malam Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke jalan sembari dicambuk.
Tangisannya memilukan. Fahri tidak tega melihat Noura diperlakukan demikian
oleh Bahadur. Ia meminta Maria melalui sms untuk menolong Noura. Fahri tidak
bisa menolong Noura secara langsung karena Noura bukan muhrimnya. Maria pun
bersedia menolong Noura malam itu. Ia membawa Noura ke flatnya.
Fahri dan
Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya. Mereka yakin Noura
bukanlah anak Bahadur dan madame Syaima.
Dan benar.
Noura bukan anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama
orang-orang yang menyayanginya. Ia sangat berterima kasih pada Fahri dan Maria.
Sementara
itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau menolongnya di metro
saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk
menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik
Utsman. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan
Aisha.
Mendengar
kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman dan bibinya sempat
datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencitai
Fahri. Namun terlambat! Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Oh, malang
benar nasib Nurul.
Dan
pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan Aisha memutuskan untuk
berbulanmadu di sebuah apartemen cantik selama beberapa minggu.
Sepulang
dari ‘bulanmadu’nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan
adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan.
Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang, saat Fahri dan Aisha
menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur. Alhasil, begitu mendengar
Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria
sangat terpukul.
Kebahagian
Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di
penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat
Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha.
Di persidangan,
Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya
adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum
memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri
pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu.
Satu-satunya
saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria.
Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan
sebagai malam dimana Fahri memperkosanya).
Tapi Maria
sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah
tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan lain. Atas desakan Aisha, Fahri
pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan
sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha
menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk
memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan
Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu.
Noura
menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar, Fahri memaafkan
Noura. Dan, terungkaplah bahawa ayah dari bayi dalam kandungan Noura dalah
Bahadur.
Fahri,
Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha
menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha
selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut
Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi
seorang mu’alaf.
Dari buku
kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah wanita-wanita yang dekat
dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa cintanya pada Yang Maha Kuasa.
Fahri berusaha konsisten dengan prinsip, dan ajaran agama yang ia pegang teguh.
Cinta Fahri pada agama dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin
Allah Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan
ridhaNya.
KELEBIHAN
- Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
- Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan
- Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
- Ceritanya sangat mendidik,dramatis sekali
KEKURANGAN
- Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata?
- Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.
- Kertas yang di pakai di buku ini kurang bagus dan tidak sesuai dengan bagusnya isi buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar